-->

Senin, 06 Februari 2012

DASAR HUKUM BERMADZHAB

Madzhab menurut bahasa berarti jalan, aliran, pendapat atau paham, sedangkan menurut istilah madzhab adalah metode dan hukum-hukum tentang berbagai macam masalah yang telah dilakukan, diyakini dan dirumuskan oleh imam mujtahid.
Jadi, bermadzhab adalah mengikuti jalan berpikir salah seorang mujtahid dalam mengeluarkan hukum dari sumber Al-Qur’an dan hadits.
Setiap orang Islam diwajibkan mempelajari ajaran agamanya dan memahami hukum-hukum yang ada dalam Al-Qur’an dan hadits. Namun kenyataannya tidak setiap orang mampu memahami dan mengamalkan isi kandungan dari dua sumber tersebut. Hanya sebagian saja yang mampu melakukan hal tersebut, dengan beberapa persyaratan yang ketat agar hasil ijtihadnya benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Keterangan, dari kitab Al Mizan Al Sya’rani Fatawi Kubra dan Nihayatussul :
كان سيدي علي الخواص رحمه الله إﺫسأله انسان عن التقيد بمﺬهب معين الآن . هل هو واجب أولا . يقول له يجب عليك التقيد بمﺬهب مادمت لم تصل إلى شهود عين الشريعة الأولى خوفا من الوقوع فى الضلال وعليه عمل الناس اليوم (الميزان الشعراني)
Jika tuanku yang mulia Ali Al Khawash r.h. ditanya oleh seorang tentang mengikuti madzhab tertentu sekarang ini, apakah wajib atau tidak? Beliau berkata : ”Anda harus mengikuti suatu madzhab selama Anda belum sampai mengetahui inti agama, karena khawatir terjatuh pada kesesatan”. Dan ia harus melaksanakan apa yang dilaksanakan oleh orang lain sekarang ini.
وبأن التقليد متعين للأئمة الأربعة . وقال لأن مﺬهبهم انتشرت حتى ظهر تقييد مطلقها وتخصيص عامها بخلاف غيرهم (الفتوي الكبرى في باب القضاء في الجزء الربع)
Sesungguhnya bertaklid (mengikuti suatu madzhab) itu tertentu kepada Imam yang empat (Maliki, Syafi’I, Hanafi, Hanbali), karena madzhab-madzhab mereka terlah tersebar luas sehingga Nampak jelas pembatasan hukum yang bersifat mutlak dan pengecualian hukum yang bersifat umum, berbeda dengan madzhab-madzhab yang lain.
قال صلى الله عليه وسلم "اتبعوا السواد الأعظم" . ولما اندرست المﺬاهب الحقة بانقراض . أئمتها إلا المﺬهب الأربعة التى انتشرت أتباعها كان أتباعها أتباعا للسواد الأعظم والخرج عنها خروجا عن السواد الأعظم (سلم الأصول شرح نهاية ؛ الجزء الربع)
Nabi SAW bersabda : ”Ikutilah mayoritas (umat Islam)”. Dan ketika madzhab-madzhab yang benar telah tiada, dengan wafatnya para imamnya, kecuali 4 (empat) madzhab yang mengikutinya tersebar luas, maka mengikuti madzhab empat tersebut berarti mengikuti mayoritas, dan keluar dari madzhab empat tersebut berarti keluar dari mayoritas.

          Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa dasar hukum bermadzhab adalah wajib bagi orang-orang yang tidak mengerti inti dari agama. Hal ini dikarenakan pada sebuah kekhawatiran akan tersesat dalam proses memahami agama.


Madzhab yang tersohor dan aliran madzhabnya telah dikodifisikan (mudawwan) digolongkan menjadi 4 (empat) madzhab. Empat madzhab tersebut adalah :
1.    Madzhab Hanafi, yaitu madzhab yang dinisbahkan kepada Imamnya, yakni Imam Abu Hanifah Al Nu’man bin Tsabit, beliau lahir di kota Kuffah pada tahun 80 Hijriyah dan meninggal dunia pada tahun 150 Hijriyah dan madzhab hanafi sebenarnya kumpulan serta pendapat Imam Abu Hanifah Al Nu’man bin Tsabit beserta murid-muridnya serta pendapat-pendapat yang berasal dari para pengganti mereka sebagai perincian dan perluasan pemikiran yang telah digariskan oleh mereka yang kesemuanya adalah hasil dari pada cara dan metode ijtihad ulama-ulama Irak. Maka disebut juga, mazhab Ahlur Ra’yi masa Tsabi’it Tabi’in. Abu Hanifah adalah seorang mujtahid yang ahli ibadah. Dalam bidang fiqh beliau belajar kepada Hammad bin Abu Sulaiman pada awal abad kedua hijriah dan banyak belajar pada ulama-ulama tabi’in, seperti Atha bin Abi Rabah dan Nafi’ Maula Ibnu Umar.
a.    Dasar-dasar Mazhab Hanafi. Abu Hanifah dalam menetapkan hukum fiqh terdiri dari tujuh pokok, yaitu :
1)    Al Kitab.
2)    As Sunnah.
3)    Perkataan para Sahabat.
4)    Al Qiyas.
5)    Al Istihsan.
6)    Ijma’ dan
7)    Uruf.
b.    Murid-murid Abu Hanifah adalah sebagai berikut :
1)    Abu Yusuf bin Ibrahim Al Anshari
2)    Zufar bin Hujail bin Qais al Kufi
3)    Muhammad bin Hasn bin Farqad as Syaibani
4)    Hasan bin Ziyad Al Lu’lu Al Kufi Maulana Al Anshari.
c.    Daerah-daerah Penganut Mazhab Hanafi. Mazhab Hanafi mulai tumbuh di Kufah ,kemudian tersebar ke negara-negara Islam bagian Timur. Dan sekarang ini mazhab Hanafi merupakan mazhab resmi di Mesir, Turki, Syiria dan Libanon. Dan mazhab ini dianut sebagian besar penduduk Afganistan,Pakistan,Turkistan,Muslimin India dan Tiongkok.
2.    Madzhab Maliki, yaitu kumpulan pendapat-pendapat yang berasal dari Imam Malik dan para penerusnya di masa sesudah beliau meninggal dunia. Pendiri madzhab Maliki adalah Imam Malik bin Anas bin Malik, beliau lahir di kota Madinah Al Munawarah pada tahun 90 Hijriyah dan beliau meninggal dunia pada tahun 179 Hijriyah. Imam Malik belajar pada ulama-ulama Madinah, yang menjadi guru pertamanya ialah Abdur Rahman bin Hurmuz. Beliau juga belajar kepada Nafi’ Maula Ibnu Umar dan Ibnu Syihab Az Zuhri. Adapun yang menjadi gurunya dalam bidang fiqh ialah Rabi’ah bin Abdur Rahman. Imam Malik adalah imam negeri Hijaz, bahkan tokohnya semua bidang fiqh dan hadits.
a.    Dasar-dasar Mazhab Maliki. Dasar-dasar mazhab Maliki diperinci dan diperjelas sampai tujuh belas pokok yaitu :
1)      Nashul Kitab
2)      Dzaahirul Kitab
3)      Dalilul Kitab
4)      Mafhum muwafaqah
5)      Tanbihul Kitab, terhadap illat
6)      Nash-nash Sunnah
7)      Dzahirus Sunnah
8)      Dalilus Sunnah
9)      Mafhum Sunnah
10)   Tanbihus Sunnah
11)   Ijma’
12)   Qiyas
13)   Amalu Ahlil Madinah
14)   Qaul Shahabi
15)   Istihsan
16)   Muraa’atul Khilaaf
17)   Saddud Dzaraa’i.
b.    Sahabat-sahabat Imam Maliki dan Pengembangan Mazhabnya ialah :
1)      Abu Muhammad Abdullah bin Wahab bin Muslim.
2)      Abu Abdillah Abdur Rahman bin Qasim al Utaqy.
3)      Asyhab bin Abdul Aziz al Qaisi.
4)      Abu Muhammad Abdullah bin Abdul Hakam.
5)      Asbagh bin Farj al Umawi.
6)      Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam.
7)      Muhammad bin Ibrahim bin Ziyad al Iskandari.
8)      Abu Abdillah Ziyad bin Abdur Rahman al Qurthubi.
9)      Isa bin Dinar al Andalusi.
10)   Yahya bin Yahya bin Katsir Al Laitsi.
11)   Abdul Malik bin Habib bin Sulaiman As Sulami.
12)   Abdul Hasan Ali bin Ziyad At Tunisi.
13)   Asad bin Furat.
14)   Abdus Salam bin Said At Tanukhi.
15)   Abdul Walid al Baji
16)   Abdul Hasan Al Lakhami
17)   Ibnu Rusyd Al Kabir
18)   Ibnu Rusyd Al Hafiz
19)   Ibnu ‘Arabi
20)   Ibnul Qasim bin Jizzi
c.    Daerah-daerah yang Menganut Mazhab Maliki. Awal mulanya hanya tersebar di daerah Madinah, kemudian tersebar sampai di Marokko, Aljazair, Tunisi, Libia, Bahrain, dan Kuwait.
3.    Madzhab Syafi’i, yaitu madzhab Imam Abu Abdillah bin Idris bin Syafi’i, beliau lahir di kota Gazza pada tahun 150 Hijriyah dan beliau meninggal dunia pada tahun 204 Hijriyah. Guru Imam Syafi’i yang pertama ialah Muslim bin Khalid, seorang Mufti di Mekah. Imam Syafi’i sanggup hafal Al Qur-an pada usia sembilan tahun. Setelah beliau hafal Al Qur-an barulah mempelajari bahasa dan syi’ir ; kemudian beliau mempelajari hadits dan fiqh.
Mazhab Syafi’i terdiri dari dua macam ; berdasarkan atas masa dan tempat beliau mukim. Yang pertama ialah Qaul Qadim; yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu hidup di Irak. Dan yang kedua ialah Qul Jadid; yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu beliau hidup di Mesir pindah dari Irak.
Keistimewaan Imam Syafi’i dibanding dengan Imam Mujtahidin yaitu bahwa beliau merupakan peletak batu pertama ilmu Ushul Fiqh dengan kitabnya Ar Risaalah. Dan kitabnya dalam bidang fiqh yang menjadi induk dari mazhabnya ialah : Al-Um.
a.    Dasar-dasar Mazhab Syafi’I, Dasar-dasar atau sumber hukum yang dipakai Imam Syafi’i dalam mengistinbat hukum syara’ adalah :
1)      Al Kitab.
2)      Sunnah Mutawatirah.
3)      Al Ijma’.
4)      Khabar Ahad.
5)      Al Qiyas.
6)      Al Istishab.
b.    Sahabat-sahabat Imam Syafi’I dapat dikelompok menjadi 2, sesuai dengan masa atau tempat beliau mukim :
1)      Sahabat-sahabat beliau yang berasal dari Irak antara lain :
a)    Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid bin Yaman al-Kalabi al-Bagdadi.
b)    Ahmad bin Hanbal yang menjadi Imam Mazhab keeempat.
c)    Hasan bin Muhammad bin Shabah Az Za’farani al-Bagdadi.
d)    Abu Ali Al Husain bin Ali Al Karabisi.
e)    Ahmad bin Yahya bin Abdul Aziz al Bagdadi.
2)      Adapun sahabat-sahabat beliau yang berasal dari Mesir, diantaranya :
a)    Yusuf bin Yahya al Buwaithi al Misri.
b)    Abu Ibrahim Ismail bin Yahya al Muzani al Misri.
c)    Rabi’ bin Abdul Jabbar al Muradi.
d)    Harmalah bin Tahya bin Abdullah Attayibi
e)    Yunus bin Abdul A’la Asshodafi al Misri.
f)     Abu Bakar Muhammad bin Ahmad.
c.    Daerah-daerah yang Menganut Mazhab Syafi’I, Mazhab Syafi’i sampai sekarang dianut oleh umat Islam di : Libia, Mesir, Indonesia, Pilipina, Malaysia, Somalia, Arabia Selatan, Palestina, Yordania, Libanon, Siria, Irak, Hijaz, Pakistan, India, Jazirah Indo China, Sunni-Rusia dan Yaman.
4.    Madzhab Hambali, yaitu madzhab Imam Ahmad bin Hambal, lahir di Marwaz pada tahun 164 Hijriyah dan beliau meninggal dunia pada tahun 241 Hijriyah. Imam Ahmad bin Hambal adalah seorang imam yang banyak berkunjung ke berbagai negara untuk mencari ilmu pengetahuan, antara lain : Siria, Hijaz, Yaman, Kufah dan Basrah. Dan beliau menghimpun 40.000 hadist dalam kitab Musnadnya.
a.    Dasar-dasar Mazhabnya. Adapun dasar-dasar mazhabnya dalam mengistinbatkan hukum adalah :
1)      Nash Al Qur-an atau nash hadits.
2)      Fatwa sebagian Sahabat.
3)      Pendapat sebagian Sahabat.
4)      Hadits Mursal atau Hadits Doif.
5)      Qiyas.
b.    Pengembang-pengembang Mazhabnya. Adapun ulama-ulama yang mengembangkan mazhab Ahmad bin Hanbal adalah sebagai berikut :
1)      Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Hani yang terkenal dengan nama Al Atsram; dia telah mengarang Assunan Fil Fiqhi ‘Alaa Mazhabi Ahamd.
2)      Ahmad bin Muhammad bin Hajjaj al Marwazi yang mengarang kitab As Sunan Bisyawaahidil Hadis.
3)      Ishaq bin Ibrahim yang terkenal dengan nama Ibnu Ruhawaih al Marwazi dan termasuk ashab Ahmad terbesar yang mengarang kitab As Sunan Fil Fiqhi.
4)      Muwaquddin Ibnu Qudaamah al Maqdisi yang mengarang kitab Al Mughni.
5)      Syamsuddin Ibnu Qudaamah al Maqdisi pengarang Assyarhul Kabiir.
6)      Syaikhul Islam Taqiuddin Ahmad Ibnu Taimiyah pengarang kitab terkenal Al Fataawa.
7)      Ibnul Qaiyim al Jauziyah pengarang kitab I’laamul Muwaaqi’in dan Atturuqul Hukmiyyah fis Siyaasatis Syar’iyyah.
c.    Daerah yang Menganut Mazhab Hambali. Awal perkembangannya, mazhab Hambali berkembang di Bagdad, Irak dan Mesir dalam waktu yang sangat lama. Pada abad XII mazhab Hambali berkembang terutama pada masa pemerintahan Raja Abdul Aziz As Su’udi. Dan masa sekarang ini menjadi mazhab resmi pemerintahan Saudi Arabia dan mempunyai penganut terbesar di seluruh Jazirah Arab, Palestina, Siria dan Irak.

Sumber  : Ahkamul Fuqaha : Solusi Problematika Aktual Hukum Islam.
Penerbit : Lajnah Ta'lif Wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur bekerja sama dengan Khalista
                Surabaya

Tidak ada komentar: