Jika ditelaah secara sosiologis yang lebih mendalam, lahirnya tarekat lebih dipengaruhi oleh kondisi sosio-kultur yang ada pada saat itu. Lahirnya trend pola hidup sufistik tidak lepas dari perubahan dan dinamika dalam kehidupan masyarakat. Sebagai contoh adalah munculnya gerakan kehidupan zuhud (berpaling dari sesuatu karena hinanya sesuatu tersebut dan karena seseorang tidak memerlukannya) dan uzlah (menghindar dari sesuatu) yang dipelopori oleh Hasan Al Basri (110 H) dan Ibrahim Ibn Adham (159 H). Gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap pola hidup Hedonistik (berfoya-foya) yang dipraktekkan oleh pejabat Bani Umayyah.
Hasan Al Basri termasuk pendiri madzhab Basrah yang beraliran zuhud. Pendirian hidup dan pengalaman tasawuf Hasan Al Basri itu dijadikan pedoman bagi ahli tasawuf. Pandangan tasawuf Hasan Al Basri diantaranya pandangan dia terhadap dunia yang diibaratkan sebagai ular yang halus dalam pegangan tangan tetapi racunnya membawa maut.